loading...
loading...

Peranti Pengambil Gambar Tak Terformat

loading...
loading...
Pada perkembangan selanjutnya diperlukan pengambilan citra atau gambar yang belum memiliki format baku, untuk kemudian diambil data digitalnya.

Pada umumnya hasil masukannya memiliki ukuran besar, karena berasal dari data alamiah yang biasanya bersifat analog. Untuk menghemat tempat, dilakukan pemangkasan dan peringkasan data, dengan mempertimbangkan perimbangan ukuran berkas serta derajat ketelitian yang dikehendaki.

Untuk keperluan pengambilan data tak terformat ini ada berbagai jenis alat yang dapat dipergunakan. Termasuk dalam golongan ini yaitu image scanner, kamera digital, pembaca retina mata, dan pembaca sidik jari.

1. Image Scanner
Image scanner atau dikenal dengan sebutan scanner saja, merupakan peranti yang dapat mengambil masukan data gambar, foto, bahkan juga tulisan tangan. Hasilnya kemudian diubah menjadi isyarat digital dan dapat disimpan di dalam tape/disk, atau diproses menjadi sesuatu yang dikehendaki pemakai. Sebagai contoh, dengan perangkat lunak tertentu seperti OmniPage Pro (Caere Corp.), hasil scanner dapat diubah menjadi dokumen dengan format pemroses kata tertentu.
Hasil gambar untuk Canon CanoScan FS2720U                          Hasil gambar untuk Microtek ScanMaker 5600

                  (a) Canon CanoScan FS2720U                          (b) Microtek ScanMaker 5600

Hasil gambar untuk Ricoh IS O1 Scanners

(c) Ricoh MP 601SPF
Gambar 1 Berbagai contoh scanner.

Hasil gambar untuk Program OmniPagePro

Gambar 2 Program OmniPagePro.

2. Kamera Digital

Setiap kamera elektronis memiliki sebuah sensor yang dapat mengubah sebuah citra optis ke isyarat elektronis. Penemuan CCD (Charged  Coupled Device) oleh Boyle dan Smith tahun 1970 telah memicu revolusi  dalam dunia pencitraan. Kamera untuk siaran TV yang berbasis tabung citra vidicon yang mahal, diganti dengan kamera CCD elektronis yang kompak. Pemanfaatan camcorder sebagai kamera perekam gerak meningkat tajam dan kamera kantong maupun kamera berbasis SLR (Single Lens Reflex) digantikan dengan kamera-kamera digital

loading...
Sebuah kamera dapat dianggap sebagai sebuah peranti yang dapat mengubah sebuah citra optis ke sebuah replika film atau elektronis. Sebuah kamera biasanya menggunakan lensa untuk membuat citra dari sebuah obyek. Jika kita meletakkan sensor citra di tempat citra optis terbentuk, maka kita akan dapat menangkap citra yang mirip dengan obyek bersangkutan. Gambar 3 memperlihatkan bagaimana sebuah lensa obyektif kamera dapat menangkap citra datar terfokus di kamera.


Gambar 3 Sebuah kamera yang menggunakan lensa obyektif untuk membuat sebuah citra obyek ke citra datar kamera.

Sebuah larik CCD yang terdiri atas photosite pendeteksi cahaya, diatur dalam sebuah pola kotak-kotak seperti pada Gambar 3. Pada gambar tersebut diperlihatkan sebuah susunan photosite dengan kota kasar. Jika kita menggunakan sensor pencitraan monochrome tunggal yang kasar dengan resolusi 20 piksel x 20 piksel, maka citra yang dihasilkan akan tampak seperti pada Gambar 3. Tentu saja kita pasti lebih menghendaki sebuah citra dengan resolusi yang lebih tinggi, dan citra berwarna akan lebih menyenangkan dibandingkan gambar hitam. putih, karena kita menggunakan kombinasi warna serta intensitas cahaya yang direfleksikan oleh obyek untuk menginterpretasikan sebuah benda.

Gambar 4 Citra monochrome dengan resolusi 20 piksel x 20 piksel.


Resolusi Kamera

Resolusi sebuah kamera ditentukan oleh jumlah piksel yang terdapat dalam larik CCD dan kualitas dari optik pencitranya. Monitor komputer biasanya terdiri atas 768 atau 1024 baris piksel. Semakin tinggi resolusinya, semakin tinggi pula kualitas citra yang dihasilkannya. Hal ini juga berlaku bagi kamera digital. Oleh karena itu jika ada kamera dengan resolusi yang lebih tinggi, tentu saja gambar yang dihasilkannya akan lebih halus.

Pembentukan Warna pada Larik CCD Tunggal

Untuk dapat memperoleh suatu warna citra, maka kita harus mengukur cahaya pada tiga rentang panjang gelombang yang berbeda. yaitu merah, hijau dan biru (atau sering disingkat RGB dari Red-Green-Blue). Informasi dari ketiga pengukuran ini dapat dikombinasikan untuk mensimulasi warna-warna yang kita lihat dengan mata kita.

Ada dua metode dasar dalam pencitraan warna dengan menggunakan larik CCD. Metode tersebut adalah penggunaan CCD tunggal, dan penggunaan 3 CCD, masing-masing satu untuk satu warna. Metode ma yang menggunakan CCD tunggal memang lebih murah, namun kualitasnya tidak sebagus metode kedua.

loading...
Metode yang pertama menggunakan suatu mosaic (rangkaian kotak- kotak) filter warna yang diletakkan di depan larik CCD untuk menyaring cahaya sehingga hanya cahaya berwarna merah, hijau atau biru (RGB) saja yang sampai di masing-masing piksel. Pola piksel yang paling umum dijumpai adalah pola Bayer. Pola ini terdiri atas barisan merah, hijau, merah, hijau, dst. Biru, hijau, biru, hijau, dst. Komposisi Piksel dapat dilihat pada Gambar 5.

Hasil gambar untuk Pola Bayer CCD warna.
Gambar 5 Pola Bayer pada larik pencitraan CCD warna.

Perhatikan bahwa perbandingan larik piksel biru dan merah hanya seperempatnya, sedang piksel hijau sampai setengahnya. Hijau dipilih memiliki jumlah dua kali lipat piksel merah maupun biru karena mata kita paling peka terhadap cahaya hijau, sehingga diharapkan warna yang terbentuk lebih dekat ke warna obyek seperti yang dikenali oleh mata.

Namun, cip tunggal kamera berwarna memiliki masalah yang sering disebut "color aliasing". Masalah ini akan timbul jika sebuah daerah berwarna kontras dicitrakan dengan menggunakan larik CCD warna. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6 yang menunjukkan sebuah kotak putih yang terletak pada suatu latar belakang hitam sebagai suatu citra asli. Garis perpindahan hitam/putih tersebut terletak di antara piksel hasilnya, Anda dapat melihat citra yang diperoleh dari kamera CCD tunggal tersebut. Daerah bayang-bayang yang terlihat, muncul karena adanya berwarna yang dibangkitkan oleh piksel RGB. Warna putih muncul akibat perpaduan piksel warna biru dan hijau. Warna kuning diperoleh dengan memadukan piksel merah dan hijau. Sedangkan daerah tempat pikse-piksel RGB diekspose dengan warna yang sama akan mengakibatkan warna putih, dan tempat di mana tak ada piksel yang diekspose akan memunculkan warna hitam.


Abnormalitas warna tepi yang diakibatkan oleh color aliasing ini akan membingungkan sistem indera mesin. Oleh karenanya teknologi ini tak dapat diterapkan pada aplikasi-aplikasi industri maupun medis.

Teknologi Kamera 3 CCD Warna
Untuk mengatasi masalah color aliasing pada kamera warna larik tunggal tersebut, kemudian dipergunakan tiga kamera warna CCD. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan prisma optis untuk memisahkan sebuah citra menjadi tiga komponen warna. Kemudian setiap komponen warna tersebut ditangkap dengan sebuah CCD. Dengan menggunakan teknik ini, setiap cahaya dari setiap warna akan sampai di larik CCD. Setiap CCD kemudian menggunakan semua pikselnya sehingga jalur tersebut dapat menangkap resolusi larik secara lebih penuh dibandingkan dengan resolusi yang terkurangi akibat penggunaan kamerwarna cip tunggal. Kamera warna 3CCD memiliki jumlah piksel tiga kali lipat dibandingkan dengan kamera larik tunggal sehingga resolusi citranyapun menjadi lebih baik. Filter yang diletakkan di depan setiap larik, secara tepat akan mengendalikan jalur spektral sehingga kamera dapat memberikan representasi warna yang lebih akurat.


Digital vs Optical Zoom
Dalam fotografi digital dikenal kedua istilah tersebut di atas. Keduanya menunjukkan kemampuan kamera dalam melakukan fasilitas zoom. Adapun maksud keduanya adalah sebagai berikut.
  • Digital zoom: proses zooming dengan memperbesar pixel gambar. Tidak menambah data.
  • loading...
  • Optical zoom: proses zooming dengan memanfaatkan kombinasi-kombinasi lensa untuk memperbesar gambar.
Hasil gambar untuk Kamera Digital Canon S330 Digital ELPH                       Hasil gambar untuk Kamera Digital Nikon D100
Kamera Digital Canon S330 Digital ELPH Kamera Digital Nikon D100
Hasil gambar untuk Minolta DIMAGE F100                       Hasil gambar untuk Leica Digilux I
Minolta DIMAGE F100 Leica Digilux I

Gambar 6 Berbagai contoh kamera digital.

3. Pembaca Retina Mata

Pembaca retina mata berfungsi untuk membaca retina mata seseorang dan menghasilkan suatu identitas retina mata. Identitas inilah yang kemudian diproses oleh komputer untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu; misalnya memperkenankan pemakai untuk memasuki ruang rahasia.

Gambar terkait

Gambar 8 Pembaca retina mata.

4. Pembaca Sidik Jari

Fingerprint reader atau pembaca sidik jari adalah peranti yang digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Hasil pembacaan berupa data gambar yang menyatakan bentuk sidik jari seseorang. Teknologi yang lebih canggih memungkinkan hasil pembacaan peralatan ini berupa rumus sidik jari seperti yang lazim digunakan dalam sistem kepolisian.

Perangkat ini dapat dijadikan sebagai alat untuk menangani kehadiran pegawai atau untuk memasuki tempat-tempat yang rahasia dan diakses secara otomatis. Dalam hal ini, sidik jari berlaku sebagai identitas seseorang.
Hasil gambar untuk Fingerprint reader                                     Gambar terkait
(a) Fingerprint reader berbentuk seperti mouse          (b) Fingerprint reader sedang membaca sidik jari
Gambar 8 Alat pembaca sidik jari.
loading...

0 Comments


EmoticonEmoticon

loading...
loading...